
Pernahkah Anda berdiri di depan pohon sequoia dan bertanya, 'Tidak adakah bagus jika ini adalah puisi daripada pohon?' Joyce Kilmer juga tidak pernah berpikir begitu. Namun, Kelin Carolyn Zhang dan Ryan Mather telah memulai perjalanan untuk menyatukan teknologi AI dan puisi dengan ciptaan menarik mereka — Kamera Puisi. Peranti sumber terbuka ini menggabungkan teknologi canggih dengan visi artistik, menghasilkan penciptaan yang mendorong batas kedua bidang tersebut.
Pada pandangan pertama, Kamera Puisi tampak seperti gadget lain dalam lanskap peranti digital yang terus berubah. Namun, setelah diperiksa lebih dekat, jelas bahwa ini bukanlah kamera biasa. Alih-alih hanya menangkap gambar, Kamera Puisi membawa konsep fotografi ke level yang baru dengan menghasilkan puisi yang membuat kita berpikir (atau, baiklah, seberapa dalam puisi AI bisa).
Zhang dan Mather, otak di balik proyek ini, telah memadukan dengan mulus keahlian mereka dalam teknologi dan seni untuk menciptakan peranti yang mengesankan secara teknis dan memukau secara estetika.
Sebuah kisah Kamera Puisi dimulai sebagai proyek gairah pribadi bagi Zhang dan Mather, yang menemukan diri mereka terpesona oleh ide menggabungkan cinta mereka terhadap teknologi dengan apresiasi mereka terhadap seni. Di tahap awal pengembangan, mereka menghabiskan berjam-jam bersama dengan berbagai komponen dan bereksperimen dengan model AI yang berbeda untuk menghidupkan visi mereka.
........